Harga Samsung Galaxy A9 (2018) semula dipatok Rp 7.999 juta ketika pertama kali dijual di Indonesia. Saat ini pada kuartal pertama 2019 mengalami sedikit koreksi dengan banderol hanya Rp 7.2 jutaan saja.
Hp Android yang dibuat untuk menyasar konsumen menengah ini disematkan spek RAM kapasitas 6GB dan juga penyimpanan internal sebesar 128GB.
Produsen merilisnya berbarengan dengan Galaxy A7 (2018) Oktober tahun lalu. Salah satu keunggulan Galaxy A9 (2018) yaitu bekal empat sensor utama untuk kamera utama. Bagaimana dengan fitur-fitur yang lain? Berikut ulasan spesifikasi lengkap Samsung Galaxy A9 (2018).
Youtube: K2 Gadgets
Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A9 (2018)
Harga Hp | Rp 7.279.000 |
Rilis | Oktober 2018 |
Platform | |
Chipset | Qualcomm SDM660 Snapdragon 660 (14 nm) |
CPU | Octa-core (4×2.2 GHz Kryo 260 & 4×1.8 GHz Kryo 260) |
GPU | Adreno 512 |
RAM | 6GB |
Storage | 128GB (microSD up to 512GB) |
OS | Android 8.0 (Oreo) |
Bodi | |
Dimensi | 162.5 x 77 x 7.8 mm |
Berat | 183 gram |
Layar | Super AMOLED 6.3 inci 2220 x 1080 piksel, rasio 18.5:9 |
Proteksi | Corning Gorilla Glass (unspecified version) |
Baterai | Non-removable Li-Ion 3800 mAh |
Warna | Caviar Black, Lemonade Blue, Bubblegum Pink |
Kamera Depan | |
Single | 24MP, f/2.0 |
Fitur | HDR |
Video | 1080p@30fps |
Kamera Belakang | |
Four | – 24MP, f/1.7, PDAF – 8MP, f/2.4, 12mm (ultrawide) – 10MP f/2.4, (telephoto), 2x optical zoom – 5MP, f/2.2, depth sensor |
Fitur | LED flash, panorama, HDR |
Video | 2160p@30fps, 1080p@30fps |
Konektivitas | |
SIM | Dual-SIM (Nano + Nano) |
Jaringan | GSM/HSPA/LTE |
Dukungan | 4G LTE |
WLAN | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.0, A2DP, LE |
GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS, GALILEO |
NFC | Yes |
Port | jack audio 3.5 mm |
USB | 2.0, Type-C 1.0 reversible connector |
Lainnya | |
Radio | FM Radio |
Teknologi | Fast battery charging |
Sensor | Fingerprint (rear-mounted), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Cek | Harga Hp Samsung Terbaru |
Desain Galaxy A9 (2018) yang penuh gaya
Di bagian depan, Galaxy A9 (2018) terlihat cukup generik. Bisa keliru dengan seri ponsel Samsung lain saat ini pada pandangan pertama, terutama jika pengguna memilih varian Caviar Black.
Ponsel Samsung ini juga tersedia dalam warna Lemonade Blue dan Bubblegum Pink yang memberikan sedikit lebih banyak karakter.
Galaxy A9 memiliki ukuran layar 6,3 inci yang terasa cukup besar, namun masih berhasil memberikan kesan ramping dan bergaya. Ini juga ringan sebab bobotnya hanya 183 gram.
Layar mengambil hampir keseluruhan panel depan dan untungnya tidak ada bagian yang jelek. Hanya saja, bezel atas dan bawah agak lebar, yang mungkin tidak sesuai keinginan konsumen saat ini dengan bezel setipis mungkin.
Desain Galaxy A9 (2018) memang berasal dari desain perangkat yang lebih lama. Bezel samping, di sisi lain, hampir tidak terlihat. Meski menyenangkan secara visual, ini ternyata sangat mengganggu, karena kadang-kadang pengguna tidak sengaja menyentuh tepi layar di samping, ketika memegang perangkat dengan satu tangan.
Di belakang, ditemukan empat kamera dalam konfigurasi ‘lampu lalu lintas’ dengan lampu kilat di bawahnya. Ini adalah satu-satunya hal yang membuat perangkat terlihat unik.
Pemindai sidik jari juga terletak di bagian belakang, di bagian tengah atas yang cukup nyaman untuk digunakan. Samsung memilih penutup belakang dari bahan kaca yang cukup umum di smartphone saat ini, tetapi bukan sesuatu yang disukai sebagian konsumen.
Sebabnya hanya satu yaitu bagian ini selalu kotor tertutup noda sidik jari, yang mengharuskan pengguna membersihkannya secara teratur. Apa gunanya memiliki kaca yang bergaya, ketika itu selalu terlihat kotor? Untuk ponsel dengan satu speaker yang terletak di bagian bawah perangkat, Samsung Galaxy A9 mampu menghasilkan suara yang keras dan jelas.
Satu-satunya masalah adalah pengguna mungkin menutupi lubangnya secara tidak sengaja saat memegang ponsel secara horizontal. Namun, itu bisa merepotkan saat bermain game atau mencoba menonton video YouTube dalam mode layar penuh. Samsung memutuskan untuk tetap mempertahankan jack headphone.
Layar Galaxy A9 (2018) sangat luas bak Galaxy Note
Layar Super AMOLED pada Samsung Galaxy A9 (2018) memang terlihat sangat cantik dan mungkin bagian paling ditonjolkan yang mendukung perangkat.
Panel ini menghasilkan resolusi 1080 x 2220 piksel dengan rasio 18,5: 9 dan kepadatan 392 ppi. Tajam dengan representasi warna yang luar biasa, terutama tone hitam dan gelap.
Kepadatan ppi lebih baik daripada beberapa pesaing seperti Mate 20, tetapi sedikit lebih buruk daripada OnePlus 6T, yang menawarkan angka 402 ppi.
Namun, percayalah tak akan nampak perbedaan dalam penggunaan sehari-hari. Sudut pandang tampilan layar bagus dalam kondisi cahaya apa pun yang membuat konsumen benar-benar terkesan.
Namun, yang paling membuat pengguna terpesona adalah night mode AMOLED yang tersedia di beberapa aplikasi yang benar-benar mampu menampilkan warna hitam yang nyaman di mata dibandingkan dengan mode malam biasa.
Fitur Galaxy A9 (2018) “Hai Bixby”
Pada Samsung Galaxy A9 (2018), asisten suara Bixby memiliki tombolnya sendiri di sisi kiri perangkat. Untuk mengaktifkannya, pengguna tinggal menekan tombol tersebut atau cukup berkata “Hai Bixby”.
Dalam hal fungsionalitas, itu tidak menawarkan banyak sebab kadang fitur ini tidak memahami aksen yang diucapkan pengguna sehingga akurasinya tidak mencapai 100%.
Pilihan lain untuk pengguna adalah Google Assistant. Lalu ada Bixby Vision yang menggunakan kamera untuk mengenali objek, teks, lokasi. Kemampuannya memang kurang memuaskan sebab kadang Bixby tak mengenali obyek yang direkam kamera.
Secara keseluruhan fitur Bixby ini menyenangkan namun juga membuat pusing sehingga bisa ditarik kesimpulan itu tidak banyak berguna bagi pengguna.
Di mana One UI?
Samsung Galaxy A9 (2018) dilengkapi dengan Android Oreo 8.0 dan Samsung Experience 9.0.
Tidak ada banyak aplikasi Samsung yang sudah diinstal sebelumnya. Namun, paket aplikasi Microsoft disertakan – Word, Excel, PowerPoint, OneDrive, dan Linkedin.
Pengguna tidak dapat menghapus aplikasi-aplikasi tersebut namun hanya bisa menonaktifkannya. Samsung Experience memiliki tampilan yang bersih dan minimalis dan cukup mudah digunakan meski berasal dari UI yang sama sekali berbeda.
Tidak ditemukan bug atau masalah sama sekali meski sebagian pengguna berharap A9 akan mendapatkan beta One UI. Smartphone ini ukuran layarnya cukup besar, sehingga akan sangat diuntungkan dari UI layar terbagi UI One UI yang menggerakkan semua navigasi di bagian bawah dan informasi di bagian di atas.
Belum ada kabar tentang apakah ponsel akan menerima pembaruan Android 9 Pie atau One UI dalam waktu dekat.
Performa bukan yang terbaik namun memuaskan
Samsung Galaxy A9 (2018) tidak memiliki spesifikasi yang mengesankan dibandingkan dengan flagship, tetapi sudah cukup memuaskan bagi segmen konsumen yang dituju.
Spesifikasi utama jeroannya adalah Qualcomm’s Snapdragon 660 yaitu tipe chip mid-range octa-core dengan empat Cortex A73 dan Cortex A53 masing-masing chip, ditambah Adreno-512 untuk processor grafis.
Perangkat ini juga menawarkan 2 varian RAM yaitu 6GB dan 8GB RAM. Perangkat berjalan dengan lancar dan tanpa masalah meski belasan aplikasi terbuka dalam waktu bersamaan.
Dalam hal bermain game, ketika digunakan memainkan PUBG Mobile dan Duel Links, kinerja Galaxy A9 2018 hampir tanpa masalah sama sekali. Dari sisi memori, Samsung Galaxy A9 2018 pun bisa diunggulkan.
Betapa tidak? Ponsel ini datang beserta ukuran storage jumbo 128 GB. Kapasitas penyimpanannya pun masih dapat ditingkatkan sebab membawa dukungan microSD slot sampai maksimal 512 GB.
Tak cukup 3 namun 4 kamera
Mari masuk ke fitur terpenting di ponsel ini. Empat kamera yang merupakan gimmick penjualan terpentingnya dan merupakan yang pertama di dunia.
Spesifikasi Galaxy A9 2018 seperti sudah dijelaskan memiliki empat sensor belakang yang masing-masing melakukan fungsi yang berbeda: ultra wide angle 120 derajat, 8MP, F2.4 ; 2x telefoto, 10MP F2.4 ; Standard focal length, 24MP, F1.7 ; dan kamera bantu untuk foto Bokeh, 5MP, F2.2.
Aplikasi kameranya sendiri dikemas dengan fitur meski tidak semuanya cukup jelas. Efek bokeh, misalnya, dapat ditemukan di bawah Live focus.
Pengguna dapat menyesuaikan kekaburan latar belakang saat mengambil foto atau setelahnya di aplikasi galeri. Namun, dalam pengujian kadang tidak ada subjek yang benar-benar muncul dengan latar belakang, seperti yang diharapkan.
Dalam kasus lain, bagian dari objek juga kabur bersama dengan latar belakang. Mode Pro yang diharapkan mampu menghasilkan hasil yang lebih baik karena banyak fitur yang ditawarkannya, pun memberikan hasil yang secara umum masih tidak mengesankan.
Misalnya, jika pengguna memilih preset ‘Cloudy’ dari menu white balance, kamera malah memberikan hasil warna agak kemerahan. Ketika diperbesar, ada juga noise yang signifikan dalam gambar, seperti ketika mengambil foto benda bergerak.
Scene Optimizer adalah satu-satunya mode yang menghasilkan hasil luar biasa dan mengambil gambar yang berhasil menangkap setiap detail, bahkan ketika mendung di luar.
Foto yang diambil dalam kondisi cerah juga memiliki warna-warna indah yang sesuai dengan kenyataan. Kamera 24 MP depan dapat memberikan hasil yang lebih baik, tidak ada noise yang terlihat dan efek “beauty” pun tidak mengubah wajah pengguna menjadi berantakan.
Mode wide selfie yang dirancang untuk selfie grup, ternyata tidak banyak membantu. Itu hanya bisa memasukkan satu orang lagi ke dalam gambar, itu saja tidak lebih.
Ada juga tentu saja emoji AR yang cukup konyol, tetapi bisa menyenangkan ketika digunakan dengan teman-teman. Dalam hal video, kemampuan Samsung Galaxy A9 (2018) cukup standar, ponsel ini memiliki Video Digital Image Stabilization dan dapat merekam video 4K (3840 x 2160) pada 30fps.
Namun, tampaknya tidak dapat merekam pada frame rate yang lebih tinggi bahkan pada resolusi yang lebih rendah. Ini juga menawarkan beberapa fitur keren seperti pemutaran zoom dan deteksi wajah.
Face ID + Fingerprint
Fitur Face ID atau deteksi wajah yang terdapat pada Galaxy A9 (2018) memang terkesan keren, hanya saja kemampuannya tidak konsisten memberikan fungsi terbaik.
Kadang-kadang bisa bekerja dengan cepat, bahkan dalam kondisi cahaya rendah, di lain waktu akan mengalami kesulitan mengenali wajah penggunanya bahkan setelah 2-3 mencoba.
Hal itu tentu sangat memalukan ketika pengguna harus mengangkat ponsel ke wajah beberapa kali di keramaian orang. Saat mengaturnya untuk pertama kali, pengguna akan mendapat peringatan bahwa ponsel mungkin tidak terkunci dengan foto atau video mereka.
Karena itu disarankan untuk juga menggunakan sidik jari sebagai keamanan biometrik pada perangkat ini untuk menghindari sakit kepala atau melambaikan ponsel di depan wajah seperti orang bodoh di tempat umum.
Baterai Galaxy S9 (2018) bisa diandalkan
Baterai 3800 mAh yang dimiliki Galaxy A9 2018 akan mampu menangani segalanya. Ponsel ini juga memiliki fitur pengisian daya cepat dimana mulai dari 0 hingga penuh hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu jam.
Pada pemakaian standar, Hape ini dapat digunakan satu hari penuh dengan hanya sekali pengisian ulang baterai. Namun bila dipakai dengan intens, contohnya memainkan game atau melihat video, baterai akan menyala sekitar 8 jam.
Oleh sebab itu, Galaxy A9 (2018) cukup nyaman dibawa kemana-mana sebab tidak perlu sering-sering ngecas. Kecuali itu, perangkat ini pun tak cepat panas meski dipakai berjam-jam tanpa jeda.
Harga Samsung Galaxy A9 (2018) Maret 2020
Untuk sebuah ponsel kelas middle end, harga Samsung Galaxy A9 2018 terhitung cukup tinggi di kelasnya.
Bagaimana tidak, ponsel terbaru andalan Samsung dari seri Galaxy A ini ditawarkan perdana saat peluncuran seharga lebih dari Rp 8 juta. Di besaran harga itu, konsumen bahkan akan memperoleh ponsel Android kalangan flagship dari merek lain.
Namun jangan khawatir, seperti yang sudah dijelaskan diatas kini Samsung Galaxy A9 (2018) dibanderol dikisaran harga Rp. 7.2 Jutaan saja.
Galaxy A9 meniru tren permainan warna dual tone dengan menghadirkan varian warna gradasi. Ini merupakan yang pertama kalinya Samsung memiliki perangkat dengan balutan warna dual tone.
Tersedia warna Lemonade Blue yang terlihat cantik, hadir pula warna Bubblegum Pink yang lembut namun menggemaskan. Untuk yang tidak suka kelewat mencolok, masih ada tawaran warna lembut yaitu Caviar Black.